Pelestarian adat. Peran remaja yang terlupakan
Regenerasi yang gagal. Itulah kendala yang akan kita hadapi bila memang ingin melestarikan adat dan budaya kuantan singingi ini.
Bahkan dengan hadirnya mata diklat "seni budaya" sebagai salah satu muatan lokal dalam kurikulum pendidikan di sekolah sekolah dinilai kurang berhasil. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya remaja kita yang bingung bila ditanya tentang adat dan budaya, tak terkecuali saya. Bahkan ada diantara remaja kita yang tidak tau dan tidak mau tau mereka terlahir dalam suku apa, siapa penghulu adat nya, ninik mamak nya, kemenakan nya, dunsanak-dunsanak nya, bako nya, juga yang akan "dikatoan" bila menikah nanti. Mereka juga tidak mengerti dengan pitata dan pantun-pantun yang sering diucapkan pada acara-acara adat.
Dimata remaja kita, adat dan budaya ini tak lebih dari sebuah lelucon, buah bibir orang tua-tua dulu dan di anggap hal yang tak penting, kuno dan ketinggalan jaman. "Bukankah lebih asik mengetahui dan mempelajari sesuatu yang lebih moderen dengan gaya kebarat-baratan yang lebih keren dan gaul,,?" begitulah jawaban remaja tentang masalah adat.
Mungkin benar sekarang masih banyak yang mengerti adat di kuansing ini, tapi bukan dari kalangan remaja yang harusnya menjadi calon-calon pemimpin masa depan dan orang yang nantinya bertanggung jawab atas keberlansungan adat dan budaya di kuansing ini. Sebagai putra kuansing yang berdomisili di negrinya sendiri, saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Lantas apa jadinya bila generasi muda kita tidak berpengetahuan tentang adat istiadatnya sendiri,? Seperti apa negeri kita ini 50 tahun kedepan,?
Salah satu contoh nya saja; RARAK atau CALEMPONG, alat musik tradisional kita yang identik dengan pacu jalur dan acara-acara adat lain nya ini siapa yang bisa memainkannya,? Remajakah,? Kaula mudakah,? Atau,,,- generasi muda "50 tahun silam",? Lalu siapa yang akan memainkan alat musik ini 20 tahun kedepan,?
Saya rasa percuma saja kita bicara masalah pelestarian adat bila tidak melibatkan remaja dan secara lansung.
Mungkin akan lebih baik bila diadakan penerangan tentang adat istiadat ini kepada remaja, atau kalau perlu mendirikan suatu organisasi remaja peduli adat kuansing. Hal yang tak mampu saya lakukan, tapi saya yakin mampu dilakukan oleh abang-abang sekalian...