Genangan air di kawasan kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasRiau (FISIP UR) Panam, benar-benar meresahkan warga civitas akademika yangberaktifitas di sini, terutama mahasiswa. Ini terbukti dengan terpajangnya beberapa tulisan karya Larsen Yunus.S, mahasiswa sosiologi 2010 yang bertajuk “Kolam Pancingan FISIP UR” di mading-mading yang ada di kampus ini. Masalah genangan air ini juga menjadi topik hangat dalam diskusi-diskusi di kalangan aktifis dan organisatoris yang ada di FISIP UR, terutama BEM dan BLM FISIP UR yang mengutarakan aspirasi mahasiswa FISIP UR atas ketidak nyamanan kondisi ini.
Saya fikir genangan air ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya; Iklim yang memang dalam musim hujan, lokasi FISIP UR yang merupakan “bekas” lahan gambut dan rawa-rawa yang relative rendah sehingga mudah digenangi air, tidak jelasnya arah aliran air di kawasan FISIP UR (bahkan ada saluran air yang buntu), serta tersumbatnya aliran air yang diakibatkan oleh proyek pembangunan Gedung Dosen dan Pascasarjana di kawasan FISIP UR.
Adapun dampak genangan air ini yang saya fikir paling meresahkan adalah sebagai berikut :
- Membatasi gerak dan aktifitas civitas akademika (terutama mahasiswa), dimana pada kawasan jalur lalu-lintas (jalan) yang sering dilalui oleh mahasiswa terpaksa dihindari karena digenangi air. Hal yang serupa juga terjadi pada pondok-pondok yang sering digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat berdiskusi (sepertipondok IM3) dan sekedar duduk-duduk/istirahat.
- Mencemari lingkungan FISIP UR. Selain “tak elok dipandang mate”, air yang tergenang ini mulai berubah warna menjadi kehitam-hitaman dan mengeluarkan aroma tak sedap. Tentu kondisi ini juga dimanfaatkan oleh kuman, bakteri dan virus “jahat” untuk berkembang biak dengan “baik”.
- Menjadi kolam “pembudidayaan” katak yang baik. Sejak mula terjadinya genangan air ini lansung dimanfaatkan oleh katak untuk berkembang biak, terbukti dengan banyaknya beludru atau kecebong yang berenag di genangan air tersebut.
- Menjadi tempat yang sempurna untuk perkembang-biakan nyamuk. Mudah-mudahan tidak dimanfaatkan juga oleh nyamuk Aedes aegypti, malaria, dan nyamuk-nyamuk “nakal” lain yang sangat berbahaya. Kondisi ini dirasakan lansung oleh Satuan Pengaman FISIP UR yang terpaksa “mengungsi” ke gelanggang mahasiswa pada malam hari lantaran di Pos biasa banyak sekali nyamuk.
- Dan akibat-akibat lain yang tak kalah meresahkan. Keadaan ini harus segera ditangani dan diantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Pihak Dekanat, terutama Bagian Umum dan Perlengkapan seharusnya bertindak responsive dan menyegerakan hal ini.
mantap,kritis,tajam!
BalasHapus