Tak lagi ku ingat mengapa aku harus membunuhnya, aku ingat aku merasa
 pernah melakukannya sebelum ini, sangat jelas seperti d'javu,
Aku
 merasa takut, aku pesan kan kawan aku agar salah seorang tokoh yang 
punya karier cemerlang di kancah perpolitikan riau untuk menghapus nomor
 Handphone ku, lalu aku lari mencari jalan menuju hutan belantara, 
sedang ketika itu aku tak tahu berada dimana.
Di pelarian itu aku
 sampai di tepi sawah yang cukup luas, ku jumpai sahabat karibku di 
kampung, ku dengar nasihat dari orang tuanya, lalu aku kembali berlari, 
lari, lari dan terus berlari, aku tau seseorang sedang mengejarku, jadi 
aku lari sebelum dia menemukan jejak ku.
Aku lari hingga ke 
pedesaan, kala itu aku berikan Handphone ku kepada sebuah keluarga yang 
telah terbiasa membantu para buronan pemerkosa, perampok, pengedar 
narkoba, dan pembunuh sepertiku, aku beristirahat di halaman rumah 
tersebut, entah mengapa disana ada kawan kerja-ku yang menemani, 
(kenyataannya dia bukanlah orang yang dapat aku percaya),
Penatku
 belum berkurang ketika aku lihat seorang polisi berpakaian preman 
mendekat ke persembunyianku, sepertinya ia melacak keberadaan ku dengan 
GPS dari jejak sinyal handphone yang aku bawa,
Aku pesan kepada 
kawanku supaya keluarga yang ku berikan handphone itu mengatakan bahwa 
handphone itu telah beberapa jam ini berada ditangan nya, sementara aku 
kembali berlari di samping-samping rumah penduduk menuju belakang rumah 
mereka, yah menuju hutan belantara.
Sampai aku di sebuah kebun di
 pinggar hutan, kujumpai seorang ibu2 yang tak kukenal sama sekali, aku 
cuba sapa dia, kutanya kenapa ia bertahan di tempat seperti itu, sedang 
ia orang minang, ibu2 yang telah renta itu menjawab bahwa ia punya 
keinginan untuk berjalan-jalan seperti ketika muda dulu, namun karena 
usia tak lagi mengizinkanya.
Aku lanjutkan pelarianku, aku 
teramat lelah, ketika ku tau lariku tak kencang lagi, kusaksikan 
ternyata aku berada ditengah kebun durian yang cukup luas, pohon durian 
itu cukup banyak dan pohonnya sangat besar-besar dengan bentuk yang 
sebagian kurang wajar,
Ku ingat terakhir kali aku memandang ke 
belakang, aku senang tak tampak sosok yang dari tadi mengejarku, dan 
dalam ingatanku setelah itu aku terjatuh tak sadarkan diri.
Kemudian
 aku tersentak, terbangun, dan terduduk, kakiku masih letih seperti 
habis berlari jauh, jantungku berdegap kencang, napasku ngos-ngosan, 
namun aku berada di suatu kamar kecil yang sangat aku kenali, yah selain
 itu aku juga senang melihat teman satu kos aku Makruf sedang asik 
bermain ModoMurble, kulihat jam setengah delapan jum'at pagi tanggal 21 
januari 2014. dan yang lebih senang lagi, ternyata semua cuma mimpi..
ini #mimpiku, mana mimpimu??

Tidak ada komentar: