Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5


Konteks ilmu komunikasi memaknai komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri sedangkan secara psikologi komunikasi intrapersonal merupakan pengolahan informasi  yang terjadi dalam diri manusia. Proses tersebut dimulai dari penerimaan informasi, pengolahan, penyimpanan dan menghasilkan kembali.

Terjadinya proses komunikasi intrapersonal umumnya karena seseorang memberi arti pada suatu objek yang sedang diamati. Objek yang diamati tersebut mengalami perkembangan dalam diri manusia yang menghasilkan suatu keluaran (respon).

Unsur-Unsur Komunikasi Intrapersonal.

1. Sensasi (Penginderaan)


Sejak manusia dilahirkan dan berhubungan dengan dunia luar maka saat itu ia menerima rangsangan/stimulus dari luar selain rangsangan dari dalam dirinya. Ia mulai merasa kedinginan, kepanasan, lapar, sakit dan sebagainya. Manusia mengenal dunia luar atau stimulus melalui alat inderanya. Sensasi adalah penerimaan dari segala sesuatu yang menerpa organisme (stimulus/rangsangan) melalui alat indera. Pada sensasi/penginderaan unsur-unsur stimulus belum terurai masih dalam satu kesatuan. (lihat materi kuliah psikologi sosial kuliah ke 2)

    - Syarat-syarat terjadinya sensasi sebagai berikut :
    • Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus
    • Objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi. Untuk bisa diterima oleh indera diperlukan kekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang mutlak (absolute threshold).
    • Kepastian alat indera (reseptor)  yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon
    • Pengalaman dan lingkungan budaya. Pengalaman dan budaya mempengaruhi kapasitas alat indera yang mempengaruhi sensasi.

2. Persepsi / pengamatan (perception)

Persepsi / pengenalan ( psikologi), proses organisme menginterpretasikan dan mengorganisir sensasi untuk menghasilkan suatu pengalaman yang penuh arti. Bila sensasi pada umumnya bersifat segera, relatif  tidak memproses rangsangan yang berhubungan dengan indera mata, telinga, hidung, lidah, atau kulit. Persepsi lebih menguraikan pengalaman seseorang dan secara khas melibatkan  pengolahan lebih lanjut dari masukan yang berhubungan dengan perasaan. Dalam prakteknya, sensasi dan persepsi tidak terpisahkan, sebab mereka menjadi bagian dari satu proses yang berlanjut.

Organ indera manusia menerjemahkan energi fisik dari lingkungan ke dalam gerakan elektrik yang diproses oleh otak. Sebagai contoh, cahaya elektromagnetik yang menyorot mata menyebabkan sel sel yang peka rangsangan dalam mata mengaktipkan dan mengirimkan isyarat kepada otak. Tetapi manusia tidak pernah memahami isyarat ini. Proses dari persepsi menjadikan manusia menginterpretasikan semua object, peristiwa, orang-orang, dan situasi.

Tanpa kemampuan untuk mengorganisir dan menginterpretasikan sensasi, hidup akan kacau dan tidak bermakna. Manusia tidak pernah bertemu dengan apa yang disebut sebagai  warna, bentuk, dan bunyi. Seseorang tanpa memiliki kemampuan perseptual maka tidak akan bisa mengenali wajah, memahami bahasa, atau menghindari ancaman. Orang seperti itu tidak akan survive.

 

Prinsip Organisasi Perseptual

 

Mengorganisir stimuli yang berhubungan dengan perasaan ke dalam pengalaman yang penuh arti akan melibatkan pengamatan, satu set aktivitas mental yang meliputi pemikiran, pengetahuan, dan ingatan. Pengetahuan dan pengalaman adalah penting dalam persepsi, sebab kedua hal tersebut akan membantu organisme memaknai suatu stimulus. Untuk memahami hal  ini coba baca kalimat di bawah ini :

Kita mungkin bisa membaca teks tersebut tetapi tidak dengan mudah seperti ketika membaca tulisan seperti format biasanya. Pengetahuan dan pengalaman yang menuntun manusia untuk memahami teks tersebut. Kita bisa mengucapkan kata yang terbaca oleh karena kita memiliki pengetahuan tentang bentuk huruf dan tulisan. Barangkali kita dapat membaca tulisan di atas karena telah mempunyai beberapa pengalaman yang lebih mendahului di dalam membaca teks bacaan yang kacau-balau, terbalik atau sungsang. Tanpa pengetahuan tentang tata cara tulisan kita akan merasa teks bacaan sebagai bentuk yang tidak berarti, sama seperti orang-orang yang tidak mengetahui tulisan Cina atau  huruf Jepang karena membaca adalah merupakan salah  satu format dari persepsi visual.

 

Proses terjadinya persepsi

 

Ada 3 langkah dalam proses terjadinya persepsi yang dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :
Gambar. Proses persepsi

    • Tahap pertama proses persepsi adalah stimulasi alat indera (sensory stimulation) ; merupakan tahapan ketika manusia menyadari adanya stimulus yang mengenai indera. Namun kadang manusia tidak selalu menyadari adanya stimuli yang datang karena indera manusia memiliki pilihan terhadap setiap stimulus yang datang
    • Tahap kedua disebut sebagai stimuli terhadap alat indera diatur : adalah proses organisasi perseptual dalam beberapa prinsip yang meliputi :
      • Hukum kedekatan (proximity)
        Object yang dekat antara satu sama lain, dan semakin nampak sama secara mental akan dikelompokkan dalam satu kesatuan utuh. Ilustrasi di bawah menunjukkan manusia akan cenderung menggolongkan bidang kesatu dengan bidang ke dua dari sebelah kiri sebagai satu pasangan, sementara bidang kedua dan ketiga tidak pasangkan. Mengapa tidak disatukan karena kotak yang kedua dan kotak yang ketiga adalah lebih jauh jaraknya.
      • Hukum Persamaan (similarity)
        Persepsi manusia cenderung untuk menyatukan bagian-bagian bidang visuil yang yang serupa atau sama apakah dalam bentuk warna, tekstur, bentuk, atau bentuk-bentuk lainnya. Pada ilustrasi berikut manusia cenderung melihat warna biru sebagai satu baris daripada melihat bulatan tersebut dalam bentuk baris kolom
      • Hukum Kesinambungan (Continuity)
        Prinsip ini menuntun manusia untuk melihat satu garis  mengarah  dalam bentuk yang teratur dan bukannya suatu bentuk yang tidak teratur.
      • Hukum Pengakhiran  (closure)P
        rinsip ini menunjukkan bahwa manusia cenderung melengkapi/menyempurnakan bentuk  yang tidak sempurna dalam satu kesatuan utuh. Seperti di gambar di bawah, kita secara mental menutupi gap antar garis dan menyimpilkannya sebagai gambaran dari suatu itik. Kecenderungan ini menuntun manusia menerima suatu object  secara utuh dari  bentuk yang tidak sempurna.
      • Hukum kebiasaan umum (common fate).
        Prinsip ini mengarahkan manusia untuk menyatukan sekelompok objek yang bergerak pada ke arah yang sama. Pada ilustrasi di bawah tiga bola  bergerak ke satu arah, dan dua bola  bergerak ke arah sebaliknya. Secara mental manusia akan memeprsepsi semua bola bergerak ke arah yang sama.
      • f.    Hukum Kesederhanaan(simplicity)
        Merupakan prinsip yang menunjukkan manusia secara intuisi menyukai suatu yang bersifat sederhana dan seimbang. Sebagai contoh pada ilustrasi di sebelah kanan, kita bisa mengartikan gambar tersebut dalam beberapa kemungkinan yaitu sebagai tiga cakram yang saling bertumpukan, atau sebagai satu cakram yang diapit dua cakram yang memiliki irisan di sisi sebelah kanan; atau sebagai tiga objek silindris yang berdimensi. 

    • Tahap ke tiga adalah stimulasi alat indera ditafsirkan- dievaluasi
      Merupakan proses subjektivitas dalam diri manusia dalam memaknai suatu stimulus. Pada proses kedua manusia melakukan penafsiran yang kemudian dilanjutkan dengan tindakan evaluasi terhadap penafsiran tersebut. Proses penafsiran-evaluasi ini dipengaruhi oleh pengalaman, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan dan emosi pada saat mempersepsi.
Proses yang mempengaruhi persepsi
Persepsi dipengaruhi berbagi proses psikologi penting yang meliputi enam proses utama berupa :
    • Teori keperibadian implisit (implicit personality theory)
      Adalah kondisi terjadinya “efek halo” dalam diri manusia yang mempengaruhi proses persepsinya terhadap suatu objek. Manusia jika mempercayai sesorang yang memiliki sejumlah kualitas positif maka ia akan memberi kesimpulan bahwa orang tersebut juga memiliki kualitas positif yang lain pula, begitu juga sebaliknya.
    • Ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya (self fullfilling prophecy)
      Adalah kondisi yang terjadi pada diri seseorang yang membuat prakiraan atau merumuskan keyakinan yang menjadi kenyataan karena ia bertindak seakan-akan hal yang diyakininya itu benar-benar terjadi.
    • Aksentuasi perceptual (perceptual accentuaition)
      Adalah proses pandangan subjektivitas tentang kebaikan dan kelebihan dari suatu objek yang disukai daripada objek yang tidak disukai.
    • Primasi resensi (primacy recency)
      Adalah proses penggunaan informasi yang datang lebih dahulu untuk mendapatkan gambaran umum tentang suatu objek dan kemudian menggunakan informasi kedua untuk membuat gambaran lebih spesifik. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesan pertama yang tercipta lebih penting daripada tambahan Informasi yang datrang belakangan.
    • Konsistensi (consistency)
      Adalah proses mempertahankan dan  memelihara keseimbangan diantara sikap-sikap yang dipilih. Manusia berharap objek yang disukai memiliki karakteristik yang disukainya begitu juga sebaliknya.
    • Stereotiping (stereotyping)
      Merupakan jalan pintas manusia dalam melakukan persepsi. Manusia akan mempersepsi suatu objek berdasarkan latar belakang objek yang dipersepsi tersebut. Seorang yang tinggal di daerah preman akan dipersepsi memiliki perilaku yang juga seperti preman.

Enam proses di atas selain menentukan penafsiran terhadap stimulus sekaligus juga menjadi faktor penghambat terjadinya keakuratan dalam persepsi seseorang.

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top