Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5


HIDUPMAHASISWA!!!! HIDUP MAHASISWA!!! Begitu teriakan yang sering ku dengar  di kampus. Di acara penerimaan mahasiswa baru, pidato ketua-ketua kelembagaan, hingga pada saat turun aksi atau demonstrasi dalam bahasa masa kini. Terlebih lagi aku adalah seorang mahasiswa  FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, sebuah status yang sangat aku banggakan, tentunya teriakan yang seperti kosong ini adalah hal biasa di telinga kanan maupun telinga kiriku. Kalimat “HIDUP MAHASISWA!!!!” sendiri dalam sudut pandang aku merupakan suatu ajaran sekaligus ajakan agar mahasiswa selalu “HIDUP” dalam artian bergerak. Karena setiap yang hidup, konsekwensi logisnya adalah bergerak. Dengan kata lain seorang mahasiswa dituntut agar selalu aktif bergerak. Dalam bahasa yang sedikit radikal disebut “Anak Gerakan”.

Beberapa orang yang (sok) bijak mengatakan bahwa gerakan adalah hasil penjumlahan antara Logika dan Logistik, sehingga menimbulkan paradigma baru di kalangan mahasiswa sendiri bahwa pergerakan harus selalu dengan uang, yang berakibat buruk mengubah pemikiran intelektual menjadi pragmatis. Namun inti dari pergerakan itu sendiri sebenarnya bukan disana, pergerakan itu tidak hanya bagi mereka yang bergerak setapak demi setapak menjejaki  jalan raya di depan gedung DPRD sambil orasi menyampaikan aspirasi, tapi juga mereka yang banyak membaca buku sehingga kalau berbicara selalu dengan referensi, juga bagi mereka yang sering bertukar fikiran dalam forum-forum diskusi. Atau mereka yang membuat kegiatan yang bermanfaat bagi khalayak ramai. Mereka semua berhak mendapatkan status sebagai Aktivis Sejati.

Seorang mahasiswa dengan kapasitasnya sebagai Agent of change tentu harus senantiasa aktif bergerak dari tempat dia berdiri menuju tempat yang belum pernah ia pijak, atau dengan kata lain harus senantiasa berusaha untuk mewujudkan pencapaian terbesar dalam hidupnya yang patut dia dapatkan. Dalam setiap gerakan haruslah senantiasa memiliki tujuan, baik yang konkrit maupun yang bersifat abstrak. Sebagaimana pengalaman ke arah suatu tujuan ialah pergerakan yang maju kedepan atau progresif. Maka semua nilai dalam kehidupan relative hanya berlaku pada tempat dan waktu tertentu. Kata sukses atau berhasil adalah standard dalam pencapaian akan tujuan relative tersebut. 

Demikianlah segala sesuatu berubah atau bergerak kecuali visi atau tujuan akhir dari segala yang ada. yaitu kebenaran yang mutlak. Jadi setiap tujuan pergerakan haruslah suatu kebenaran, baik yang berupa pribadi atau relative, yang bersifat universal atau pasti tetap dan dapat diterima, maupun suatu kebenaran absolute atau mutlak adanya tergantung dari seberapa besar kita melakukan pergerakan.
Gerakan itu haruslah bersifat dinamis, bukan statis. Dia bukan tradisional apalagi reaksioner (Nurcholish Majid; NDP). Pergerakan menghendaki perubahan terus menerus searah dengan arah menuju kebenaran. Senantiasa mencapai kebenaran-kebenaran selama perjalanan dalam perjuangan pergerakan. Kebenaran-kebenaran itu menyatakan diri dari sejarah masalalu sebuah pergerakan. Suatu pergerakan menuju kebenaran tentu saja tidak dapat dilakukan tanpa adanya pengetahuan. Maka selalu berusaha meningkatkan ilmu dan pengetahuan (dalam hal ini mahasiswa) tentu saja adalah sebuah pergerakan. Begitulah mahasiswa mencapai status sebagai orang gerakan. Karena mahasiswa adalah orang yang senantiasa mendedikasikan waktunya untuk menuntut ilmu dan pengetahuan di kampus-kampus yang di cintai ini.

Pada dasarnya ilmu dan pengetahuan tidak mungkin dapat di capai tanpa adanya suatu kepercayaan, baik kepercayaan akan suatu kemutlakan (absolutely entity) yang menjadi tujuan pergerakan yaitu kebenaran, kepercayaan kepada sesama, maupun kepercayaan-kepercayaan lain yang membantu tercapainya suatu tujuan pergerakan. Kepercayaan lah yang membuat kita setia dating ke kampus untuk selalu menuntut ilmu, baik itu percaya kepada dosen atau yang lainnya. Maka sebuah pergerakan harus dilandaskan kepada sebuah kepercayaan.

Namun kepercayaan dan pengetahuan saja tentu tidak cukup membuat kita bergerak sepenuhnya. Seorang pergerakan harus senantiasa menerapkan apa yang dia ketahui dari apa yang dia percayai kedalam bentuk kongret atau saya lebih suka sebut dengan perbuatan. Sebuah gerakan tidak akan berjalan bila tidak ada tindakan rill dari apa yang kita yakini dan kita ketahui, maka konsep pergerakan adalah berkepercayaan, berilmu dan bertindak (iman-ilmu-amal)

Tidak arif kiranya bila menjustifikasi mereka yang tidak bergerak adalah bukan mahasiswa. Tapi pada kenyataanya setiap manusia sejati (insan kamil) terlepas dari statusnya sebagai mahasiswa atau tidak, haruslah aktif bergerak selagi dia hidup. Maka kata “HIDUP MAHASISWA!!!” tidak hanya dikhususkan untuk mereka yang menyatakan diri sebagai seorang aktivis saja, namun oleh semuanya, semua mereka yang berstatus sebagai mahasiswa yang masih bergerak, semua mahasiswa yang masih HIDUP…

Mahasiswa harus aktif bergerak, mahasiswa harus hidup. Tak peduli apapun yang terjadi, yang penting HIDUP MAHASISWA…. HIDUP MAHASISWA!!!!!

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top