Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5



Tak lagi ku ingat mengapa aku harus membunuhnya, aku ingat aku merasa pernah melakukannya sebelum ini, sangat jelas seperti d'javu,

Aku merasa takut, aku pesan kan kawan aku agar salah seorang tokoh yang punya karier cemerlang di kancah perpolitikan riau untuk menghapus nomor Handphone ku, lalu aku lari mencari jalan menuju hutan belantara, sedang ketika itu aku tak tahu berada dimana.

Di pelarian itu aku sampai di tepi sawah yang cukup luas, ku jumpai sahabat karibku di kampung, ku dengar nasihat dari orang tuanya, lalu aku kembali berlari, lari, lari dan terus berlari, aku tau seseorang sedang mengejarku, jadi aku lari sebelum dia menemukan jejak ku.

Aku lari hingga ke pedesaan, kala itu aku berikan Handphone ku kepada sebuah keluarga yang telah terbiasa membantu para buronan pemerkosa, perampok, pengedar narkoba, dan pembunuh sepertiku, aku beristirahat di halaman rumah tersebut, entah mengapa disana ada kawan kerja-ku yang menemani, (kenyataannya dia bukanlah orang yang dapat aku percaya),

Penatku belum berkurang ketika aku lihat seorang polisi berpakaian preman mendekat ke persembunyianku, sepertinya ia melacak keberadaan ku dengan GPS dari jejak sinyal handphone yang aku bawa,

Aku pesan kepada kawanku supaya keluarga yang ku berikan handphone itu mengatakan bahwa handphone itu telah beberapa jam ini berada ditangan nya, sementara aku kembali berlari di samping-samping rumah penduduk menuju belakang rumah mereka, yah menuju hutan belantara.

Sampai aku di sebuah kebun di pinggar hutan, kujumpai seorang ibu2 yang tak kukenal sama sekali, aku cuba sapa dia, kutanya kenapa ia bertahan di tempat seperti itu, sedang ia orang minang, ibu2 yang telah renta itu menjawab bahwa ia punya keinginan untuk berjalan-jalan seperti ketika muda dulu, namun karena usia tak lagi mengizinkanya.

Aku lanjutkan pelarianku, aku teramat lelah, ketika ku tau lariku tak kencang lagi, kusaksikan ternyata aku berada ditengah kebun durian yang cukup luas, pohon durian itu cukup banyak dan pohonnya sangat besar-besar dengan bentuk yang sebagian kurang wajar,

Ku ingat terakhir kali aku memandang ke belakang, aku senang tak tampak sosok yang dari tadi mengejarku, dan dalam ingatanku setelah itu aku terjatuh tak sadarkan diri.

Kemudian aku tersentak, terbangun, dan terduduk, kakiku masih letih seperti habis berlari jauh, jantungku berdegap kencang, napasku ngos-ngosan, namun aku berada di suatu kamar kecil yang sangat aku kenali, yah selain itu aku juga senang melihat teman satu kos aku Makruf sedang asik bermain ModoMurble, kulihat jam setengah delapan jum'at pagi tanggal 21 januari 2014. dan yang lebih senang lagi, ternyata semua cuma mimpi..

ini #mimpiku, mana mimpimu??

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top